Ada banyak cara kafein berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas. Pertama, kafein meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon stres yang mengirim sinyal ke tubuh untuk meningkatkan penyimpanan energi. Peningkatan tingkat ini menyebabkan keinginan ngemil dan peningkatan nafsu makan, yang dengan mudah berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Selanjutnya, kafein dapat menginduksi hiperglikemia.
Individu dengan hiperglikemia memiliki gula darah rendah dan tubuh mereka tidak memiliki cukup energi untuk kegiatan sehari-hari. Untuk meningkatkan tingkat energi, tubuh mengirim sinyal kelaparan yang tidak perlu ke tubuh yang mendorong makan dan akhirnya dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Selain itu, kafein secara drastis menurunkan tingkat serotonin dalam tubuh, yang merupakan neurotransmitter yang mengatur aspek-aspek penting otak dan memungkinkannya berfungsi dengan baik. Efek samping rendah serotonin termasuk mengidam karbohidrat, pesta makan dan obesitas. Efek samping lainnya termasuk kecemasan, ADD, depresi, alkoholisme, insomnia, migrain, peningkatan risiko untuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan kanker tertentu.
Akhirnya, kafein dapat membuat seseorang merasa gelisah dan meningkatkan tingkat stres. Karena banyak orang makan untuk melawan stres, ini dapat dengan mudah mengarah pada penambahan berat badan dan obesitas. Individu yang mencoba menurunkan berat badan harus mengganti minuman berkafein seperti minuman energi atau kopi dengan teh herbal atau air. Pilihan minuman ini tidak mengandung lemak dan dapat membantu melawan mengidam makanan. Manfaat lain dari minum teh herbal termasuk kulit yang lebih baik, mata bengkak berkurang, resistensi penyakit dan banyak lagi.
Kafein juga dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi anak-anak. Sebuah Juni 2009 menetapkan bahwa anak-anak yang minum kafein memiliki kebiasaan tidur yang buruk. Mereka menghabiskan banyak waktu di dari komputer atau televisi dan juga memiliki indeks massa tubuh yang meningkat melebihi teman sebaya yang tidak rutin mengonsumsi minuman berkafein. Selain itu, efek samping negatif mempengaruhi anak-anak secara psikologis dan dalam studi akademis mereka. Salah satu pilihan minuman yang lebih baik adalah teh herbal yang tidak mengandung kafein dengan berbagai herbal seperti dokudami.
